IMPLEMENTASI ETIKA DI ERA GLOBAL DIGITALISASI

 


Berbicara tentang implementasi etika di era globalisasi, berarti berbicara tentang bagaimana seseorang, sekelompok orang, atau suatu masyarakat tertentu dapat menata dirinya agar siap mengimplementasikan segala tindakannya sesuai dengan etika yang dapat diterima di berbagai lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, tetangga, organisasi, masyarakat, sampai pada lingkungan di lingkup nasional maupun internasional. 

Setiap orang menyadari bahwa dalam menjalani kehidupannya mereka diberi kebebasan untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. 
Umumnya mereka mentaati aturan yang diwariskan oleh orang tua, leluhur, nenek moyang mereka dan juga amat patuh pada hukum alam, aturan-aturan, baik tertulis maupun tidak seperti aturan masyarakat modern sekarang ini yang sarat dengan prosedur dan birokrasi yang berliku dan berjenjang. 

Mereka menyadari bahwa berperilaku menyimpang dari aturan akan berakibat buruk dan mungkin fatal. Dalam situasi seperti ini seseorang, sekelompok orang atau suatu masyarakat tertentu dalam melakukan tindakan harus dipikirkan akibatnya dan siap untuk mempertanggungjawabkan segala tindakan yang dipilih sebagai hasil keputusannya. Seseorang, sekelompok orang, atau suatu masyarakat tertentu dalam melakukan suatu tindakan, sebenarnya banyak pihak yang memberikan kontribusi apakah itu orang tua, saudara, guru, teman, adat istiadat dan tradisi, ingkungan sosial, tokoh agama, pemerintah, pemimpin, pelbagai ideologi, dll. Kontribusi yang mereka berikan bisa dalam bentuk kontribusi kesalahan atau kontribusi kebenaran. Dengan demikian etika dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia bagaimana seharusnya hidup dan bertindak.

Etika membantu seseorang, sekelompok orang atau masyarakat untuk mencari orientasi. Tujuannya agar seseorang, sekelompok orang atau masyarakat tersebut tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap pelbagai pihak yang mau menetapkan bagaimana seharusnya hidup, melainkan agar dapat mengerti dan memahami mengapa harus bersikap sesuai kepribadiannya. Etika membantu seseorang, sekelompok orang dan masyarakat tertentu agar mampu mempertanggungjawabkan kehidupannya. Dengan demikian, etika berusaha untuk mengerti mengapa, atau atas dasar apa seseorang, sekelompok orang atau masyarakat harus hidup menurut norma-norma tertentu.

Mengapa Implementasi Etika Pada Era Globalisasi Diperlukan
 1) Gaya Hidup Masyarakat di era Global Mengalami Perubahan 

Adanya fenomena di era global yang mewarnai keragaman masyarakat. Masyarakat di era global hidup dalam lingkungan yang sangat beragam, Di Indonesia misalnya, keragaman masyarakat sangat terlihat dengan munculnya bergai suku baik yang terdapat di Indonesia, maupun berbagai suku bangsa di dunia pada suatu tempat tertentu yang tentunya diwarnai dengan berbagai adat istiadat, sistem nilai, kebiasaan, karakter, gaya hidup dan lain sebagainya. Konsekuensinya, setiap hari setiap anggota masyarakat bertemu dengan orang-orang dari berbagai karakter, dengan sekian banyak pandangan moral yang mungkin saja saling bertentangan. Pergeseran dinamika kehidupan masyarakat terutama pada masyarakat perkotaan memberi pengaruh pada tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup,  gaya hidup, persaingan yang semakin ketat, pola hidup mewah, bergaya hidup konsumtif yang menyebabkan melemahnya komitmen pribadi dalam melaksanakan etika, dan dampaknya adalah pada penyimpangan perilaku dalam melaksanakan pekerjaan seperti manipulasi, korupsi, tidak taat aturan, tidak disiplin, tidak menghormati hak orang lain, tidak adil dan sejenisnya. Fakta-fakta inilah sebetulnya yang melatarbelakangi perlunya etika diimplementasikan secara proporsional pada era globalisasi. 2) Terpaan Komunikasi di Era Global Membawa Pengaruh Sangat Luas Tidaklah dapat dielakkan bahwa setiap orang mendapat terpaan komunikasi dimulai dari terpaan komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi lintas budaya yang tanpa batas, sehingga hantaman kekuatan dapat mengenai semua segi kehidupan dan terasa sampai ke segala penjuru tanah air, bahkan lebih jauh lagi sampai ke pelosok-pelosok dunia yang paling terpencil, seolah tak ada dimensi kehidupan yang tidak terkena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi media massa misalnya, tidak terasa telah memberikan dampak yang luar biasa diberbagai kehidupan masyarakat tidak saja pada masyarakat perkotaan, tapi juga pada masyarakat pedesaan. Dampak yang muncul tidak saja positif tapi juga bisa negatif. Dapat diamati, didengar, dilihat, dibaca diberbagai media massa, baik cetak maupun elektronik tentang berbagai peristiwa kriminal yang hampir terjadi dimana-mana, kasus pembunuhan, perkosaan, pelecehan seksual, perampokkan, pencurian dsb. Belum lagi para peminat media massa disuguhi berbagai kasus penyimpangan perilaku dalam melaksanakan profesi ataupun pekerjaannya, seperti keadaan perbankan, ditemui beragam korupsi, manipulasi jutaan, milyaran, bahkan trilyunan rupiah di beberapa bank milik pemerintah dan swasta. Pemerintah dirugikan dan nasabah bank stress. Manipulasi, korupsi di beberapa pembangunan proyek pemerintah. Pelayanan beberapa oknum pemerintah yang merugikan masyarakat banyak. Beberapa pengembang perumahan palsu yang membawa kabur milyaran rupiah dan menyebabkan nasabah menjadi stress. Pembajakan kaset, buku, ketidakjujuran iklan produk, pemalsuan/peniruan merk oleh beberapa oknum pebisnis, pengusaha yang merugikan petani kecil. Penerimaan pegawai di beberapa kantor pemerintah yang menggunakan uang pelicin, pegawai yang tidak taat pada aturan dan sebagainya. Dalam konteks ini seseorang, sekelompok orang atau suatu masyarakat tertentu diharapkan sanggup untuk mengambil sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. Konsekuensinya, etika dalam era globalisasi dipandang perlu diimplementasikan secara proporsional untuk dapat membantu masyarakat agar tidak kehilangan orientasi serta dapat membedakan antara segi-segi kehidupan mana yang boleh berubah dan mana yang harus tetap dilestarikan.
2) Terpaan Komunikasi di Era Global Membawa Pengaruh Sangat Luas Tidaklah dapat dielakkan bahwa setiap orang mendapat terpaan komunikasi dimulai dari terpaan komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi lintas budaya yang tanpa batas, sehingga hantaman kekuatan dapat mengenai semua segi kehidupan dan terasa sampai ke segala penjuru tanah air, bahkan lebih jauh lagi sampai ke pelosok-pelosok dunia yang paling terpencil, seolah tak ada dimensi kehidupan yang tidak terkena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi media massa misalnya, tidak terasa telah memberikan dampak yang luar biasa diberbagai kehidupan masyarakat tidak saja pada masyarakat perkotaan, tapi juga pada masyarakat pedesaan. Dampak yang muncul tidak saja positif tapi juga bisa negatif. Dapat diamati, didengar, dilihat, dibaca diberbagai media massa, baik cetak maupun elektronik tentang berbagai peristiwa kriminal yang hampir terjadi dimana-mana, kasus pembunuhan, perkosaan, pelecehan seksual, perampokkan, pencurian dsb. Belum lagi para peminat media massa disuguhi berbagai kasus penyimpangan perilaku dalam melaksanakan profesi ataupun pekerjaannya, seperti keadaan perbankan, ditemui beragam korupsi, manipulasi jutaan, milyaran, bahkan trilyunan rupiah di beberapa bank milik pemerintah dan swasta. Pemerintah dirugikan dan nasabah bank stress. Manipulasi, korupsi di beberapa pembangunan proyek pemerintah. Pelayanan beberapa oknum pemerintah yang merugikan masyarakat banyak. Beberapa pengembang perumahan palsu yang membawa kabur milyaran rupiah dan menyebabkan nasabah menjadi stress.
Pembajakan kaset, buku, ketidakjujuran iklan produk, pemalsuan/peniruan merk oleh beberapa oknum pebisnis, pengusaha yang merugikan petani kecil. Penerimaan pegawai di beberapa kantor pemerintah yang menggunakan uang pelicin, pegawai yang tidak taat pada aturan dan sebagainya. Dalam konteks ini seseorang, sekelompok orang atau suatu masyarakat tertentu diharapkan sanggup untuk mengambil sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. Konsekuensinya, etika dalam era globalisasi dipandang perlu diimplementasikan secara proporsional untuk dapat membantu masyarakat agar tidak kehilangan orientasi serta dapat membedakan antara segi-segi kehidupan mana yang boleh berubah dan mana yang harus tetap dilestarikan. 

3) Globalisasi dapat Mengancam Memudarnya Sistem Nilai Masyarakat Pada Segala Aspek Kehidupan

 Era globalisasi dapat mewarnai perubahan masyarakat yang terjadi dalam segala aspek kehidupan. Secara hakiki perubahan tersebut dapat pula memudarkan sistem nilai di segala sendi kehidupan baik dalam konteks budaya, politik, ekonomi, sosial, agama, dan pendidikan di Indonesia. Segala aspek kehidupan ditantang untuk dapat mengendalikan pengaruh perubahan yang mengarah pada sisi negatif dan sebaliknya harus pandai memilih sistem nilai mana yang dapat memberikan pengaruh positif. Tidaklah mengherankan bahwa proses perubahan yang terjadi dipergunakan oleh berbagai pihak untuk mengambil peluang yang dapat menguntungan dirinya tanpa menghiraukan kerugian yang diderita orang lain. Dalam konteks ini, etika diperlukan untuk menghadapi berbagai benturan yang dapat mempengaruhi penilaian seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat tertentu secara objektif. Etika juga membantu agar seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat tertentu untuk tidak naif dan tergoda oleh segala pandangan baru yang belum tentu benar dan sesuai dengan kepribadian, tetapi juga jangan menolak sistem nilai hanya karena baru dan belum terbiasa. Etika juga diperlukan untuk menemukan dasar kemantapan agar seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat tertentu mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan tidak menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang mengalami perubahan. 

4 Implementasi Peran Etika Bagi Penyandang Profesi, Bisnis, Dan Komunikasi Di Era Globalisasi 
1) Implementasi Peran Etika Bagi Penyandang Profesi di Era Globalisasi
 a. Etika membuat Penyandang Profesi Bertanggungjawab terhadap Profesinya 
    Setiap orang dalam menjalankan profesinya dituntut untuk selalu memiliki sikap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya. Profesi, di era global diharapkan bekerja sebaik mungkin dengan standar di atas rata-rata dan hasil yang optimal. Tentu saja tugas yang dijalankan menyandang beban pada potensi dan kompetensinya sebagai profesional yang harus siap bersaing secara profesional antar profesi sejenis ataupun lintas profesi dari berbagai negara yang mungkin saja menjalankan profesinya atau mencari mata pencahariannya di negara kita. Diandaikan mereka yang berasal dari negara lain lebih profesional dan segala pekerjaan yang dilaksanakan penuh pertimbangan dan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional pula, maka para profesional dari negara Indonesia yang kalah bersaing, tidak sedikit mengambil jalan pintas untuk menghalalkan segala cara agar dapat memenangkan persaingan tanpa dilandasi ketrampilan dan keahlian yang handal dan prima. Dalam keadaan seperti ini mulailah mereka mengabaikan etika bahkan secara sengaja melanggarnya. Akibatnya citra penyandang profesi dari negara kita di mata internasional sangat buruk dan tidak terpercaya. Tentunya hal ini akan memberikan dampak yang negatif tidak saja bagi dirinya tapi juga merugikan kepentingan orang lain. 

Berikut dinyatakan bahwa : Setiap orang yang mempunyai profesi tertentu diharapkan selalu memiliki sikap bertanggung jawab dalam dua arah, yakni :
 1) terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya, 
 2) terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain dan masyarakat pada umumnya (Keraf, 1993 : 49-50)

Agar para penyandang profesi bekerja profesional dan menghasilkan sesuatu yang kualitasnya baik, maka prinsipnya adalah harus memperhatikan mutu dari keterampilan dan keahlian yang diaplikasikannya. Dengan kata lain, menjalankan sebuah profesi mengandung tuntutan agar hasilnya bermutu. Mutu ini mempunyai beberapa segi, yakni : harus mengusahakan agar para profesional di era global menguasai tugas dengan sebaik-baiknya dan berkompeten. Selain itu, juga harus secara terus menerus meningkatkan penguasaan atas profesi yang dijalankan. Cara bekerja para profesional harus efisien dan efektif. Hasil pekerjaan sekurang-kurangnya sesuai dengan harapan pemakai/orang yang memanfaatkan atau menggunakan jasanya, tetapi tetap diusahakan agar selalu sempurna dan proporsional sesuai dengan profesinya. Jelas di era global, peran etika bagi penyandang profesi merupakan aspek yang sangat penting dalam rangka membatasi pelanggaranpelanggaran yang peluangnya sangat tinggi di era globalisasi ini.

 
b. Etika membuat Penyandang Profesi di Era Global konsekuen Menerapkan Keadilan 
Prinsip keadilan menuntut seorang profesional untuk memberikan kepada siapa saja yang menjadi haknya ( Keraf 1993:50)

Dalam rangka pelaksanaan sebuah profesi, tuntutan itu berarti bahwa dalam menjalankan profesinya setiap profesional tidak boleh melanggar hak orang lain, atau pihak lain, lembaga atau negara. Sebaliknya, profesional perlu menghargai hak-hak orang lain itu, sebagaimana ia sendiri mengharapkan agar pihak lain menghargai haknya serta hak kelompok atau perusahaan yang diwakilinya. Karena itu, jika seorang profesional tahu bahwa pelaksanaan profesinya akan melanggar hak orang atau pihak lain, maka dia harus menghentikan tindakan itu. 

Di era global, kompleksitas dan variasi serta saling ketergantungan, saling membutuhkan dalam menangani satu pekerjaan semakin menonjol. Oleh karenanya, setiap profesional harus dapat menjalin kerjasama dengan berbagai kalangan yang akan berhubungan dengan organisasinya. Namun, tidak sedikit penyandang profesi menyalahgunakan kedudukan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Seringkali kedudukan dan kepercayaan pimpinan yang diberikan kepadanya dimanfaatkan secara keliru untuk menguntungkan diri sendiri bahkan dalam bentuk memperkaya diri. 
Pihak-pihak yang akan membina hubungan dengan perusahaan dimana ia bekerja akan diterima dengan baik dan ramah jika menguntungkan dirinya, sementara itu pihak-pihak yang dianggap tidak memberikan keuntungan tidak dilayani dengan baik. Dalam konteks ini, jelas terdapat konsep ketidakadilan yang telah dilakukannya yang pada gilirannya gejala semacam ini tidak saja berlaku pada perusahaan-perusahaan swasta tetapi juga dikantor-kantor pemerintah pun berlaku tindakan-tindakan serupa. Dalam keadaan seperti ini, jelas etika telah mengantarkan seorang profesional untuk dapat mengimplikasikan keadilan, khususnya dalam membina hubungan dengan pihak-pihak yang akan berhubungan dengan perusahaannya. 

c. Etika membuat Penyandang Profesi di Era Global Memiliki Kebebasan Menjalankan Profesinya 
Prinsip otonomi diberlakukan bagi setiap penyandang profesi, karena seorang profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya. Di lain pihak, penyandang profesi tetap memiliki kebebasan dalam mengemban profesinya, termasuk dalam mewujudkan kode etik profesinya itu. Dalam situasi konkrit, kode etik adalah pegangan umum yang mengikat setiap anggota, dan suatu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota profesi. Tetapi pelaksanaan dan perwujudannya dalam tugas konkrit yang dihadapi setiap anggota, tetap berlangsung dalam iklim kebebasan setiap anggota. Artinya, dengan adanya pegangan kode etik profesi bagi penyandang profesi, setiap anggota profesi memiliki kebebasan untuk memutuskan apa yang terbaik untuk dijalankan dalam situasi dan tugas konkrit yang dihadapinya. Berikut dikemukakan bahwa : Prinsip Otonomi menuntut organisasi profesi secara keseluruhan bebas dari campur tangan yang berlebihan dari pihak pemerintah atau pihak ±pihak lain manapun juga. Karena anggota profesi itulah yang paling tahu mengenai seluk beluk profesinya, maka tidak pada tempatnya kalau ada campur tangan yang berlebihan dari pihak lain (Keraf 1993 : 51). Sejalan dengan pendapat diatas berikut dikemukan pula bahwa : Profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi) Setiap intervensi yang datang dari luar dianggap sebagai hambatan terhadap otonomi profesional (Utomo, 1992 : 20)

Share:

1 komentar:

Aisha Sultan mengatakan...

The implementation of ethics in the era of global digitalization is crucial for maintaining trust and accountability. Organizations need to prioritize ethical guidelines in their digital operations. OTHM Assignment Writing Services UAE offers valuable insights on navigating these challenges while adhering to ethical standards in academia.

Recent Posts